Katanya jadi laki-laki itu jangan pernah takut gagal, tapi juga jangan bodoh untuk ngambil resiko, mendingan kerja dulu cari pengalaman.
Katanya urusan jodoh sepenuhnya ada ditangan, asalkan dari keluarga terpandang, nggak cuma cantik tapi juga santun, berpendidikan..
Katanya jaman sekarang pilihan itu nggak ada batasannya, selama mengikuti pilihan yang ada.
THINK AGAIN.
Kalimat ini mungkin familiar buat kalian yang sering nonton tv. Pertama kali gw liat iklan ini, gw langsung terpana, terpaku, dan terpesona. Gimana nggak? kata-katanya jleb banget di jantung gw, dan mungkin buat kalian juga.
Sebenarnya ada banyak kebebasan omong kosong yang ada di sekitar kita. misalnya aja.........
"kamu mau kuliah ambil jurusan apa? ya mama sih terserah kamu aja.. tapi... liat dulu jenjang karirnya gimana!"
"pokoknya cepetan cari kerja biar gak minta terus sama papa! kalo udah punya duit sendiri kan enak kamu mau pake beli apa aja bebas, terserah kamu, toh itu duit kamu.... asal jangan belanja baju mahal-mahal. yang murah aja bagus kok."
"tenang aja mama orangnya open minded kok. kamu mau bergaul sama siapa aja boleh asal bisa jaga diri. kecuali si Budi tetangga kita ya! pokoknya jangan deket-deket sama dia. oh sama si Tono juga, dia bau soalnya"
dan lain lain.
iya gw ngerti kok mungkin maksud orang tua kita itu untuk kebaikan kita sendiri. tapi kan gak usah PHP juga sih. bilangnya bebas, terserah, up to you, sak karepmu. tapi kok ada syarat dan ketentuan yang berlaku? ini ngasih kebebasan apa ngasih hadiah undian?
dan kebebasan yang paling omong kosong itu adalah soal memilih agama. orang bilang, "pilih dan jalankanlah agamamu dengan hati nurani dan akal sehat, karena memilih agama, pada dasarnya adalah hak setiap individu" tapi nyatanya sejak kita lahir, kita tidak diberikan sedikitpun kesempatan untuk memilih.
katakanlah ada pasutri beragama buddha. saat anaknya mulai masuk sekolah, ia ditanya agamanya apa,dan orang tuanya langsung menjawab buddha. mereka bahkan tidak bertanya pada si anak ingin memeluk agama apa. sang anak hanya bisa melihat mereka berbicara karna dia tidak mengerti apa-apa.
seiring dengan berjalannya waktu, anak itu tumbuh dewasa dan mulai mengenal agama lain. kehausannya akan firman tuhan menuntunnya datang ke gereja. dan ia pun merasakan kenyamanan yang berbeda. lalu ia meminta izin kepada orang tuanya untuk pindah agama. dan ya, seperti yang sudah anda kira.. orang tuanya sontak melarang keras keinginannya tersebut. lalu para tetangganya akan menghakimi dia dan mengatakan bahwa dia tidak taat beragama.
Lantas, kemana perginya hak anak itu?